Minggu, 09 Desember 2012

BAHASA INDONESIA 2



BAHASA INDONESIA 2

NAMA    : ANISIA ASTUTI

KELAS   : 3EB15
NPM      : 20210881



GEBERNUR DKI


Joko Widodo lahir dari keluarga miskin yang tinggal di daerah bantaran kali yang kumuh di Surakarta, Jawa Tengah. Anak pertama dari empat bersaudara ini lahir dari keluarga penjual kayu, pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi . Semasa kecil ia bersekolah di SD 111 Tirtoyoso Solo, dan melanjutkan ke SMP N 1 di kota yang sama. Selepas SMP, Jokowi bersekolah di SMA 6 Solo. 
Sebagai keluarga penjual kayu, Joko kecil tumbuh sebagai anak yang terbiasa hidup susah. Kadang sulit makan dan membayar sekolah adalah salah satunya. Meski begitu ia dikenal sebagai anak yang tidak nakal, walau begitu ia sangat suka main seperti anak-anak lain pada umumnya. 
Kegiatan yang sering ia lakukan semasa kecil adalah memancing ikan, main layang-layang, dan bermain sepakbola. Ada cerita unik yang dilakukannya ketika kecil yaitu dirinya suka sekali mandi di sungai di belakang rumahynya sambil mencari telur bebek di dekat sungai. 
Joko Widodo adalah anak laki-laki pertama di dalam keluarga, tak heran bila ia menjadi penjaga bagi tiga adik perempuannya. Karena paling besar, ia sering membantu sang ibu mengasuh adik-adiknya. Kadang mengantar mereka ke sekolah, atau membantu para adik membereskan pekerjaan rumah. Bahkan ketika adik-adiknya beranjak besar, saat ada masalah dengan pacarnya, dirinya turut membantu menyelesaikan masalah tersebut. 
Meski begitu, pria asli Solo ini tetap memiliki prestasi luar biasa di kelasnya. Padahal ia sendiri mengaku tak begitu rajin belajar, karena dahulu ia sering membantu orangtuanya seperti menagih pembayaran kepada pelanggan kayu atau menaikkan kayu yang sudah dibeli orang ke atas gerobak atau becak. 
Lulus SMA, Joko hijrah ke Yogyakarta untuk meneruskan pendidikannya ke jenjang sarjana. Universitas Gajah mada (UGM) jurusan Teknologi Kayu menjadi pilihannya untuk belajar. Jurusan itu ia ambil karena ingin mewujudkan cita-citanya menjadi tukang kayu. Selama kuliah, ia ngekos di Yogya. Seminggu atau sebulan sekali ia pulang ke Solo naik bus. 
Setelah selesai kuliah, Joko bekerja di sebuah BUMN di Aceh. Tak berapa lama tepatnya hanya 1,5 tahun, ia memutuskan untuk kembali ke Solo merintis bisnis mebel dengan modal minus. Jatuh bangun dalam mengembangkan bisnis mebelnya menjadi cerita tersendiri bagi Joko Widodo. Dan mebel pertama yang dibuatnya adalah bedroom set. Dulu ia hanya menjualnya di daerah Solo saja, tapi setelah tiga tahun ia mampu menjualnya hingga ke luar negeri. 




JAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai penampilan diatraksikan warga Jakarta dalam menyambut Gubernur dan Wakil Gubernur baru DKI Jakarta, Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama. 
Tentunya sudah tidak asing lagi jika mendengar sebutan jokowi-ahok, yaitu H.Joko Widodo ( Jokowi) danBasuki Tjahaja Purnama (Zhong Wan Xie/Ahok) merupakan gubernur DKI jakarta yang terpilih dalam Pilkada DKI 2012. 
Eforia masyarakat Jakarta menyambut gubernur baru
Fanatisme euforia sosok Jokowi begitu terasa. Ratusan warga yang sudah menunggu sejak satu jam sebelum kedatangan, membawa serta anak-anak mereka dan foto-foto bergambar wajah mantan Wali Kota Solo itu.
Mereka meneriakkan nama Jokowi berulang kali. Ramainya sambutan warga membuat orang nomor satu Jakarta ini kesulitan menembus kerumunan untuk melakukan peninjauan.
Berbagai penampilan diatraksikan warga Jakarta dalam menyambut Gubernur dan Wakil Gubernur baru DKI Jakarta, Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama. 
Warga yang memadati Jalan Kebon sirih datang dengan keunikannya masing-masing. Ada yang menggunakan baju kotak-kotak, baju batik, baju merah, serta atribut-atribut lain yang bertuliskan ucapan selamat dan dukungan kepada gubernur dan wakil gubernur baru. Euforia kebahagiaan warga Jakarta mengalahkan panasnya cuaca di sekitar gedung DPRD DKI Jakarta pagi itu.
Selain itu, beberapa warga dari Masyarakat Pencinta Delman berkonvoi dengan menggunakan 12 delman di Jalan Kebon Sirih. Mereka memasang spanduk ucapan selamat atas terpilihnya Jokowi-Basuki sebagai pemimpin warga Jakarta.
Dalam kesempatan itu, mereka juga menuntut agar delman di lestarikan, khususnya yang beroperasi di Monumen Nasional (MONAS).
"Lestarikan Budaya Delman di Monas," demikian tulisan pada spanduk mereka.
Pantauan Kompas.com, walaupun tidak ada layar lebar untuk memantau jalannya proses pelantikan di ruang paripurna gedung DPRD DKI Jakarta, jumlah massa semakin bertambah. Mereka mendengarkan orasi-orasi yang berisi dukungan dan harapan agar Jokowi-Basuki dapat menjadi pemimpin yang melayani.
Euforia Obama Ala Jokowi
"Kita sudah tiba pada saat dimana muncul pemimpin pro rakyat,... Kami berharap bapak berdua tampil beda, melayani bukan malah memeras rakyat seperti para koruptor," teriak seorang orator yang berorasi depan Gedung DPRD Jakarta, siang ini.
Obama sama dengan Jokowi?
Obama,,, siapa yang tak mengenal sosok orang nomor satu di negara adidaya Amerika Serikat ini. Hampir semua orang di seluruh penjuru dunia mengenal sosok beliau, tak terkecuali masyarakat Indonesia. Obama merupakan presiden berkulit hitam pertama yang memimpin Amerika. Nah, sekarang beralih ke Joko Widodo alias Jokowi. Sesosok manusia sederhana yang namanya melejit dan di kenal banyak orang setelah berhasil memimpin dan merubah Solo menjadi jauh lebih baik.
Jika kita mau sedikit menoleh ke belakang sebenarnya jika melihat sosok Jokowi terlintas juga sosok Obama itu sendiri. Keduannya merupakan sosok yang fenomenal. Bagaimana tidak? Kedua tokoh tersebut dalam menuju tangga untuk menjadi orang nomor satu yang memimpin masyarakat, mereka sama-sama menjanjikan perubahan. Bahkan masyarakat memprediksi bahwa kedua sosok tersebut akan membawa angin segar menuju perubahan yang lebih baik. Jika Jokowi menjanjikan untuk merubah Jakarta menjadi Jakarta Baru, begitupun dengan Obama yang menjajikan Change/perubahan bagi negaranya Amerika.
Jika kita mau sedikit menganalisa, sebenarnya kedua sosok tersebut memiliki beberapa persamaan yang banyak orang tak menyadarinya. Pertama, keduanya dalam faktanya sama-sama menjadi pemenang untuk menjadi pemimpin yang dipilih langsung oleh rakyat. Keduanya-pun dalam kemenanganya menggunakan media yang hampir sama, yakni melalui Media massa dan Sosial media. Kita tahu bagaimana media massa dan sosial media mempunyai pengaruh yang begitu besar terhadap kampanye mereka, baik pada saat Barack Obama mencalonkan menjadi presiden maupun Jokowi yang menjadi calon Gubernur Jakarta beberapa waktu lalu.
Pemakaian media sosial dan media massa untuk berkampanye, sama dengan mengiklankan diri mereka kepada masyarakat, dan berguna juga sebagai media untuk menciptakan pencitraan yang efektif. Begitulah yang dilakukan oleh keduanya. Selain itu, keduanya menampilkan sosok pemimpin yang sederhana dan gaya berpidatonya yang santai sehingga banyak orang yang tertarik kepadanya.
Persamaan lain ketika mereka masih berkampanye antara lain baik Obama maupun Jokowi dalam berkampanye juga mengikutsertakan para musisi Rock. Jika di Indonesia Jokowi menarik simpati para musisi khususnya rock dengan memperlihatkan koleksi kaset-kaset lagu rock yang di milikinya seperti Slank atau yang lain, maka tak jauh beda dengan Obama yang juga menyukai music rock, bahkan tak tanggung-tanggung, Obama pernah mengahadirkan langsung salah satu musisi rock untuk bernyanyi di gedung putih, dan Obama pun beserta sang istri tak malu untuk mengangguk-anggukan kepalanya yang menandakan bahwa Obama begitu menikmati music tersebut.
Setelah keduanya terpilih, beberapa kemiripan kembali terjadi, yakni bagaimana masyarakat begitu antusias, dan bersuka cita larut dalam euforia atas kemenangan keduanya. Masyarakat Jakarta beruforia saat menghadiri pelantikan Jokowi dan rela menunggu sambil memakai baju kotak-kotak secara berdesak-desakan di depan gedung DPRD DKI atau lebih tepatnya di depan panggung yang di hiasi dengan bendera merah putih yang telah disediakan dan setelah pelantikan selesai mereka bergemuruh menyambut Jokowi keluar dari gedung DPRD. 
Euphoria warga Jakarta ini hampir sama dengan euforia yang diperlihatkan warga Amerika saat menyambut kemenangan Obama. Beribu-ribu warga Amerika berkumpul dan menunggu untuk mendengar pidato Obama sesaat setelah resmi menjadi orang nomor satu di Amerika itu.
Kemiripan yang lain antar keduanya yakni mengenai lambaian tangan sebagai simbol kemenangan. Sehabis Jokowi dan pasangannya Ahok di lantik, mereka kemudian keluar untuk menyapa warga yang menaruh harapan besar kepada mereka untuk menata Jakarta. Di atas panggung yang berhiaskan bendera merah-putih tersebut Jokowi menyapa warganya dengan melambaikan tangan sambil mempertemukan kedua telapak tangannya yang di barengi dengan senyuman ke warganya, kemudian Jokowi melepas topi yang dilanjutkan dengan membungkuk sebagai rasa hormat kepada pendukungnya. Dan ini dilakukan secara bekali-kali. Dan setelah itu, Jokowi-Ahok berpidato singkat yang isinya ucapan terima kasih kepada semua pendukungnya dan keduanya meminta para warga Jakarta untuk ikut mengawal selama keduanya memimpin Jakarta.
Lambaian Jokowi ini sama dengan lambaian Barack Obama setelah resmi terpilih menjadi presiden Amerika. Dan ekpresi senyum Jokowi juga mirip dengan Obama. Namun, jika Jokowi menyapa warganya dengan melambaikan tangan sambil mempertemukan kedua telapak tangannya sebagai simbol terima kasih, Obama meletakkan telapak tanganya di dada sebagai simbol terima kasih juga.
Terlepas dari semua itu, Barack Obama yang sudah hampir selesai masa kepimpinanya memimpin Amerika walaupun sekarang mencalonkan kembali sebagai presiden Amerika, namun selama periode kepimpinannya Obama masih di nilai gagal meningkatkan ekonomi warganya karena masih banyak di temui remaja produktif yang menganggur, namun untuk hal seperti itu semoga saja Jokowi bisa lebih baik dari Obama.